::: Simak berbagai info PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki melalui media sosial Facebook (fb.me/gemnucampus), Instagram (@ipnuippnu_uin) :::: kritik, saran, pengiriman artikel bisa di kirimkan di email redaksi PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki. ipnuippnu@gmail.com, atau bisa menghubungi Rekan Moch Nasruddin melalui WhatsApp +6285708700731"
Selamat Datang di Portal Resmi PKPT IPNU IPPNU UIN Malang
Pengurus PKPT IPNU IPPNU UIN Malang Masa Khidmah 2016-2017
Karena IPNU-IPPNU, maka aku ada
Belajar Berjuang Bertaqwa
Pimpinan Pusat IPNU Luncurkan Logo Harlah Ke-63

Antara Sudut Pandang dan Perpecahan-

Antara Sudut Pandang dan Perpecahan-
Oleh: sidiq nugroho

Manusia ialah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sebuah gambaran bahwa kehidupan manusia tak lepas dari bantuan orang lain, masih teringat jelas dalam lirik syiir mitro sejati karya KH Bisri Musthofa-Rembang:

Saben wong urip mesti butuh liyan # Sebab lamun ijen tamtu ora mangan.

Bade dahar butuh wong kang adang sekul # Wong kang nutu lan kang nandur lan kang macul.

Nganggo klambi butuh wong kang motongi # Wong kang jahit nenun nganti rino wengi.

Mulo kudu duwe roso kamanungsan # Ojo arep urip dewe kumpul macan

Syiir tersebut mengajarkan kita dari hal-hal terkecil dalam kehidupan bersosial. Menunjukkan kepada kita bahwa setiap manusia pasti membutuhkan orang lain. Mbah Yai Bisri juga memberikan contoh perputaran roda kehidupan manusia sebagai makhluk sosial manusia tak akan dapat makan tanpa bantuan orang lain. Mau makan perlu ada orang yang memasak nasi, penumbuk padi, petani yang menanam dan pekerja yang mencangkul sawah. Ada gambaran lagi, seseorang yang ingin memakai busana, ia membutuhkan orang yang memotong kain, penjahit, penenun yang bekerja siang-malam. Ya begitulah rangkaian roda kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.

Manusia sebagai makhluk sosial dewasa ini sedang dihadapkan pada perpecahan umat yang akhir-akhir ini mulai membuat kita merasa resah. Hal ini disebabkan adanya SUDUT PANDANG yang berbeda antar individu maupun kelompok yang tidak diikuti dengan sikap menghargai terhadap pendapat orang lain. Padahal perbedaan merupakan rahmat dari Tuhan yang harus disyukuri, dengan adanya perbedaan hidup ini semakin berwarna dan indah. Oleh karena itu, hendaknya mulai kini kita berusaha untuk menghormati perbedaan.

Perbedaan di tanah surga (baca: Indonesia) ini sangat dihargai oleh para pendirinya. Pendiri negara ini tak lain ialah para ulama' serta seluruh rakyat yang menyertainya. Mereka semua menjunjung tinggi nilai "BHINEKA TUNGGAL IKA", walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Berbeda boleh-boleh saja yang tak boleh ialah perpecahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S Ali Imron: 103).

Walhasil, mari bersatu padu kuatkan barisan dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat. Jangan sampai terpecah belah bagai buih di atas lautan yang selalu diombang-ambingkan.

-wallahu a'lam-

Malang, 28-04-2016
Salam damai, sidiq

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Antara Sudut Pandang dan Perpecahan- "

Posting Komentar